A.
Pengertian
Gaya Belajar
Menurut DePoter & Hernacki (Ary Nilandari,
2004:110) menyatakan sebagai bahwa gaya belajar merupakan kombinasi dan
bagaimana anda menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Sedangkan
menurut Nasution 1995:94) mengemukakan: “gaya belajar adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat dan
berfikir dan memecahkan soal.”
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan gaya belajar merupakan gaya konsisten
yang ditunjukkan individu untuk menyerap informasi, mengatur, berfikir,
mengingat, dan pemecahan masalah dalam menghadapi proses belajar mengajar agar
tercapai hasil maksimal sesuai dengan kemampuan, kepribadian, dan sikapnya.
Banyak ahli yang menggunakan istilah berbeda-beda dalam
memahami gaya belajar ini. Tetapi secara umum, menurut Bobby DePotter terdapat dua benang
merah yang disepakati tentang gaya belajar ini. Pertama adalah cara seseorang
menyerap informasi dengan mudah, yang disebut sebagai modalitas, dan kedua
adalah cara orang mengolah dan mengatur informasi tersebut.
Modalitas belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita
miliki. Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-beda dalam menyerap
informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu apa yang sering disingkat
dengan VAK: Visual, Auditorial, Kinestetik.
1.
Gaya
Belajar Visual
Bagi
siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah
mata/penglihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru
sebaiknya lebih banyak/dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke
obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara
menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan
tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan
ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk
duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan
gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan
tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk
mendapatkan informasi. Menurut Iim Sudarmi (2006:27) ciri-ciri gaya belajar
visual adalah:
1.
Bicara agak cepat,
2.
Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi,
3.
Tidak mudah terganggu oleh keributan,
4.
Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar,
5.
Lebih suka membaca dari pada dibacakan,
6.
Pembaca cepat dan tekun,
7.
Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak
pandai memilih kata-kata,
8.
Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato,
9.
Lebih suka seni lukis daripada seni musik,
10.
Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya,
11.
Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain,
12.
Menjawab pertanyaan dengan singkat.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1.
Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta,
2.
Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting,
3.
Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi,
4.
Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video),
5.
Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam
gambar.
2.
Gaya belajar Audiotorial
Siswa yang bertipe auditori
mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ),
untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat
pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih
cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan.
Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch
(tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi
tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori
mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat
dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1. Saat bekerja suka bicara kepada diri
sendiri,
2. Mudah terganggu oleh keributan,
3. Menggerakkan bibir dan mengucapkan
tulisan di buku ketika membaca,
4. Senang mendengarkan dan membaca
dengan suara keras,
5. Mampu mengulangi dan menirukan nada
dan suara,
6. Kesulitan dalam menulis tetapi pandai
dalam bercerita,
7. Kesulitan dalam pekerjaan yang
melibatkan visualisasi,
8. Lebih pandai mengeja dengan keras
daripada menuliskannya,
9. Suka mengerjakan tugas kelompok,
10. Belajar dengan mendengarkan dan
mengingat apa yang didiskusikan.
Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak
anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di
dalam keluarga,
2. Dorong
anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras,
3. Gunakan
musik untuk mengajarkan anak,
4. Diskusikan
ide dengan anak secara verbal,
5. Biarkan
anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur,
3.
Gaya belajar kinestetik
Anak yang mempunyai
gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan.
Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka
untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar
ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar
kinestetik adalah:
1. Menyukai
permainan dan olahraga,
2. Selalu berorientasi fisik dan banyak
bergerak,
3. Berbicara dengan perlahan,
4. Menanggapi perhatian fisik,
5. Suka menggunakan berbagai peralatan
dan media,
6. Menyentuh orang untuk mendapatkan
perhatian mereka,
7. Berdiri dekat ketika berbicara
dengan orang,
8. Mempunyai perkembangan awal
otot-otot yang besar,
9. Belajar melalui praktek,
10. Menghafal dengan cara berjalan dan
melihat,
11. Menggunakan jari sebagai penunjuk
ketika membaca,
12. Banyak menggunakan isyarat tubuh,
13. Tidak dapat duduk diam untuk waktu
lama,
14. Menggunakan kata-kata yang menandung
akso,
15. Menyukai buku-buku yang berorientasi
pada cerita,
16. Kemungkinan tulisannya jelek,
17. Ingin melakukan segala sesuatu.
Strategi
untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1. Jangan
paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam,
2. Ajak
anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia
baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru),
3. Izinkan
anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar,
4. Gunakan
warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan,
5. Izinkan
anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Mengetahui Gaya Belajar Anak
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengetahui gaya belajar ini.
Cara Pertama, adalah dengan menggunakan observasi secara mendetail terhadap
setiap siswa melalui penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas.
Gunakan metode ceramah secara umum, catatlah siswa-siswa yang mendengarkan
dengan tekun hingga akhir. Perhatikan siswa-siswa yang “kuat” bertahan berapa
lama dalam mendengar. Klasifikasikan mereka sementara dalam golongan
orang-orang yang bukan tipe pembelajar yang cenderung mendengarkan. Dari sini
kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe siswa dengan
model-model pembelajar auditori yang lebih menonjol.
Metode lain bisa digunakan, misalnya
dengan memutar film, menunjukkan gambar atau poster, dan juga menunjukkan peta
ataupun diagram. Dengan proses belajar mengajar seperti ini, kita bisa melihat
para siswa yang mempunyai kecenderungan belajar secara visual dan
juga mempunyai kecerdasan visual-spasial akan lebih tertarik
dan antusias.
Setelah itu, cobalah dengan metode pembelajaran menggunakan praktek atau
simulasi. Para pembelajar kinestetik tentu saja akan sangat antusias dengan
model belajar mengajar semacam ini. Begitu seterusnya kita melihat bagaimana
reaksi siswa terhadap setiap model pembelajaran sehingga lambat laun kita akan
lebih mudah memahami dan mengetahui kecenderungan gaya belajar yang mereka.
Cara Kedua, adalah dengan memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan
pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah,
misalnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga
pilihan cara yang bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, pertama
adalah melakukan praktek langsung dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah
ini setelah melihat potongan-potongan yang ada; kedua adalah dengan melihat
gambar desain rumah secara keseluruhan, baru mulai menyatukan; dan ketiga
adalah petunjuk tertulis langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah
tersebut dari awal hingga akhir.
Pembelajar visual akan cenderung memulai dengan melihat gambar rumah secara
utuh. Ia lebih cepat menyerap melalui gambar-gambar tersebut sebelum menyatukan
bagian-bagian rumah secara keseluruhan. Pembelajar auditory cenderung membaca
petunjuk tertulis mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun
rumah, dan tidak terlalu mempedulikan gambar yang ada. Sedangkan pembelajar
kinestetik akan langsung mempraktekkan dengan mencoba-coba menyatukan satu
bagian dengan bagian yang lain tanpa terlebih dahulu melihat gambar ataupun
membaca petunjuk tulisan. Dari pengamatan terhadap cara kerja siswa dalam
menyelesaikan tugas ini, kita akan lebih memahami gaya mengajar siswa secara
lebih mendetail.
Cara Ketiga, merupakan cara yang lebih komprehensif
yaitu dengan melakukan survey atau tes gaya belajar. Namun demikian, alat
survey ataupun tes ini biasanya mengikat pada satu konsultan atau psikolog
tertentu sehingga jika kita ingin melakukan tes tersebut harus membayar dengan
sejumlah biaya tertentu, yang terkadang dirasa cukup mahal. Namun demikian,
karena menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes
psikologi semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru
untuk segera mengetahui gaya belajar siswa.
Hubungan antara Gaya
Belajar dengan Kemampuan Siswa
Gaya belajar merupakan cara seseorang dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat dan memecahkan soal.
Macam-macam gaya belajar diantaranya gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Apabila seseorang tahu apa jenis gaya
belajar yang cocok, hingga dapat mengupayakan dan memanfaatkan gaya belajarnya
secara maksimal, maka akan mencapai hasil lebih baik. Setiap siswa memiliki
gaya belajarnya masing-masing, hal tersebut dapat mempengaruhi pencapaian suatu
hasil belajar. Sedangkan apabila siswa menggunakan cara belajar yang kurang
cocok dengan dirinya, maka akan menyebabkan kurang berhasilnya dalam mencapai
hasil belajar.
Kesimpulan:
Gaya
belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang
sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya
belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang
mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar dapat dikelompokkan
menjadi 3 macam, diantaranya: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan
gaya belajar kinestetik.
0 comments:
Post a Comment