Wednesday, April 16, 2014

GAYA BELAJAR #2



A.     Pengertian Gaya Belajar
Menurut DePoter & Hernacki (Ary Nilandari, 2004:110) menyatakan sebagai bahwa gaya belajar merupakan kombinasi dan bagaimana anda menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Sedangkan menurut Nasution 1995:94) mengemukakan: “gaya belajar adalah cara yang dilakukan seseorang dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat dan berfikir dan memecahkan soal.”
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan gaya belajar merupakan gaya konsisten yang ditunjukkan individu untuk menyerap informasi, mengatur, berfikir, mengingat, dan pemecahan masalah dalam menghadapi proses belajar mengajar agar tercapai hasil maksimal sesuai dengan kemampuan, kepribadian, dan sikapnya.
Banyak ahli yang menggunakan istilah berbeda-beda dalam memahami gaya belajar ini. Tetapi secara umum, menurut Bobby DePotter terdapat dua benang merah yang disepakati tentang gaya belajar ini. Pertama adalah cara seseorang menyerap informasi dengan mudah, yang disebut sebagai modalitas, dan kedua adalah cara orang mengolah dan mengatur informasi tersebut.
Modalitas belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita miliki. Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-beda dalam menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu apa yang sering disingkat dengan VAK: Visual, Auditorial, Kinestetik.
1.     Gaya Belajar Visual
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. Menurut Iim Sudarmi (2006:27) ciri-ciri gaya belajar visual adalah:
1.         Bicara agak cepat,
2.         Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi,
3.         Tidak mudah terganggu oleh keributan,
4.         Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar,
5.         Lebih suka membaca dari pada dibacakan,
6.         Pembaca cepat dan tekun,
7.         Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata,
8.         Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato,
9.         Lebih suka seni lukis daripada seni musik,
10.     Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya,
11.     Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain,
12.     Menjawab pertanyaan dengan singkat.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1.    Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta,
2.         Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting,
3.         Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi,
4.         Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video),
5.         Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2.  Gaya belajar Audiotorial
Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1.      Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri,
2.      Mudah terganggu oleh keributan,
3.      Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca,
4.      Senang mendengarkan dan membaca dengan suara keras,
5.      Mampu mengulangi dan menirukan nada dan suara,
6.      Kesulitan dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita,
7.      Kesulitan dalam pekerjaan yang melibatkan visualisasi,
8.      Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya,
9.      Suka mengerjakan tugas kelompok,
10.  Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1.      Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga,
2.      Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras,
3.      Gunakan musik untuk mengajarkan anak,
4.      Diskusikan ide dengan anak secara verbal,
5.      Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur,

3.  Gaya belajar kinestetik
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah:
1.      Menyukai permainan dan olahraga,
2.      Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak,
3.      Berbicara dengan perlahan,
4.      Menanggapi perhatian fisik,
5.      Suka menggunakan berbagai peralatan dan media,
6.      Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka,
7.      Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang,
8.      Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar,
9.      Belajar melalui praktek,
10.  Menghafal dengan cara berjalan dan melihat,
11.  Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca,
12.  Banyak menggunakan isyarat tubuh,
13.  Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama,
14.  Menggunakan kata-kata yang menandung akso,
15.  Menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita,
16.  Kemungkinan tulisannya jelek,
17.  Ingin melakukan segala sesuatu.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1.      Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam,
2.      Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru),
3.      Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar,
4.      Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan,
5.      Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Mengetahui Gaya Belajar Anak
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengetahui gaya belajar ini.
Cara Pertama, adalah dengan menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap siswa melalui penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas. Gunakan metode ceramah secara umum, catatlah siswa-siswa yang mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Perhatikan siswa-siswa yang “kuat” bertahan berapa lama dalam mendengar. Klasifikasikan mereka sementara dalam golongan orang-orang yang bukan tipe pembelajar yang cenderung mendengarkan. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe siswa dengan model-model pembelajar auditori yang lebih menonjol.
Metode lain bisa digunakan, misalnya dengan memutar film, menunjukkan gambar atau poster, dan juga menunjukkan peta ataupun diagram. Dengan proses belajar mengajar seperti ini, kita bisa melihat para siswa yang mempunyai kecenderungan belajar secara visual dan juga mempunyai kecerdasan visual-spasial akan lebih tertarik dan antusias.
Setelah itu, cobalah dengan metode pembelajaran menggunakan praktek atau simulasi. Para pembelajar kinestetik tentu saja akan sangat antusias dengan model belajar mengajar semacam ini. Begitu seterusnya kita melihat bagaimana reaksi siswa terhadap setiap model pembelajaran sehingga lambat laun kita akan lebih mudah memahami dan mengetahui kecenderungan gaya belajar yang mereka.

Cara Kedua, adalah dengan memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah, misalnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, pertama adalah melakukan praktek langsung dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini setelah melihat potongan-potongan yang ada; kedua adalah dengan melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, baru mulai menyatukan; dan ketiga adalah petunjuk tertulis langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir.
Pembelajar visual akan cenderung memulai dengan melihat gambar rumah secara utuh. Ia lebih cepat menyerap melalui gambar-gambar tersebut sebelum menyatukan bagian-bagian rumah secara keseluruhan. Pembelajar auditory cenderung membaca petunjuk tertulis mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah, dan tidak terlalu mempedulikan gambar yang ada. Sedangkan pembelajar kinestetik akan langsung mempraktekkan dengan mencoba-coba menyatukan satu bagian dengan bagian yang lain tanpa terlebih dahulu melihat gambar ataupun membaca petunjuk tulisan. Dari pengamatan terhadap cara kerja siswa dalam menyelesaikan tugas ini, kita akan lebih memahami gaya mengajar siswa secara lebih mendetail.
Cara Ketiga, merupakan cara yang lebih komprehensif yaitu dengan melakukan survey atau tes gaya belajar. Namun demikian, alat survey ataupun tes ini biasanya mengikat pada satu konsultan atau psikolog tertentu sehingga jika kita ingin melakukan tes tersebut harus membayar dengan sejumlah biaya tertentu, yang terkadang dirasa cukup mahal. Namun demikian, karena menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes psikologi semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengetahui gaya belajar siswa.

Hubungan antara Gaya Belajar dengan Kemampuan Siswa
Gaya belajar merupakan cara seseorang dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat dan memecahkan soal. Macam-macam gaya belajar diantaranya gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Apabila seseorang tahu apa jenis gaya belajar yang cocok, hingga dapat mengupayakan dan memanfaatkan gaya belajarnya secara maksimal, maka akan mencapai hasil lebih baik. Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing, hal tersebut dapat mempengaruhi pencapaian suatu hasil belajar. Sedangkan apabila siswa menggunakan cara belajar yang kurang cocok dengan dirinya, maka akan menyebabkan kurang berhasilnya dalam mencapai hasil belajar.
Kesimpulan:
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, diantaranya: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.

0 comments:

Post a Comment